BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Dalam
suatu ayat Allah mengingatkan orang-orang musryikin yang ingkar dan sombong
tentang dari apa mereka diciptakan. Ayat-ayat Al-qur`an lainnya menunjukan
bahwa asal kejadian manusia dari tanah. Barangsiapa yang mengingkari hal ini,
sesungguhnya ia telah kufur terhadap pengkabaran Allah SWT sendiri. Berkaitan
dengan hal di atas maka Allah SWT telah menentukan tahap-tahapanitu dan
begitupun rasulnya SAW telah mengkabarkan kepada kita hal tersebut dalam
hadits-haditsnya.
Di
dalam surat Al-mukminun ini maka pemekalah di amanatkan untuk menjelaskan
tafsir dari makna ayat tersebut.
b.
Rumusan Masalah
a. Apakah
Asbabun Nuzul Almukminun ayat 12-16 tersebut ?
b. Apa
penafsiran ayat tersebut ?
BAB II
PEMBAHASAN
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# ÇÊÈ
s)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sø:$# ÇÊÍÈ §NèO /ä3¯RÎ) y÷èt/ y7Ï9ºs tbqçFÍhyJs9 ÇÊÎÈ ¢OèO ö/ä3¯RÎ) tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# cqèWyèö7è? ÇÊÏÈ
12. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah.
13. Kemudian Kami
jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani
itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
15. Kemudian, sesudah
itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
16. Kemudian,
Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.
A. Makna Mufrodat :
('s#»n=ß) As-Sulalah : Apa yang dicabut dan dikeluarkan dari sesuatu. Kadang bersifat disengaja, seperti saripati sesuatu seperti buih susu, kadangpula bersifat tidak disengaja, seperti tahi kuku dan debu rumah.
9(#ts% )Qarar : Tempat menetap
(ps)n=tæ) alaqa : Darah beku
(sptóôÒßJø9$# (Al-mudgah : Sepotong daging sebesar apa atau yang bisa dikunyah
(O»sàÏèø9$ ) ‘izhaaman : Tulang
($VJøtm:) lahman : Daging
(tyz#uä$¸)ù=yz) khalqan aakhara : Ciptakan yang lain
(!$#x 8u$t7tFsù) Fatabarakallah : Maka Maha Tinggi dan Maha Suci Allah
('s#»n=ß) As-Sulalah : Apa yang dicabut dan dikeluarkan dari sesuatu. Kadang bersifat disengaja, seperti saripati sesuatu seperti buih susu, kadangpula bersifat tidak disengaja, seperti tahi kuku dan debu rumah.
9(#ts% )Qarar : Tempat menetap
(ps)n=tæ) alaqa : Darah beku
(sptóôÒßJø9$# (Al-mudgah : Sepotong daging sebesar apa atau yang bisa dikunyah
(O»sàÏèø9$ ) ‘izhaaman : Tulang
($VJøtm:) lahman : Daging
(tyz#uä$¸)ù=yz) khalqan aakhara : Ciptakan yang lain
(!$#x 8u$t7tFsù) Fatabarakallah : Maka Maha Tinggi dan Maha Suci Allah
B.
Asbabun
Nuzul
Dalam suatu riwayat
dikemukakan bahwa pandangan Umar sejalan dengan kehendak Allah dalam empat hal,
antara lain mengenai turunnya ayat walaqod kholaqnal insana min sulalatim min
tin ( dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah (QS. Al-Mukminun:12) sampai khalqan akhar… (makhluk yang berbentuk
lain) (QS.Al-Mukminun:14). Pada waktu mendengar ayat tersebut, Umar berkata :
“Fatabarakallahu ahsanul khaliqin” ( Maka Maha suci Allah, Pencipta Yang Paling
Baik). Maka turunlah akhir ayat tersebut (QS.Al-Mukminun:14) yang sejalan
dengan ucapan dengan Umar tersebut.
C. Tafsir
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ
Firman Allah : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kata
sulalah berasal dari kata salla yang mengandung arti mengambil, mencabut,
menghunus, mencabut secara pelan-pelan. As Shawi mengartikan sulalah dengan
“sesuatu yang disarikan dari sesuatu yang lain”. Dari pengertian ini tersirat
bahwa yang diambil dari tanah itu hanyalah sedikit, tetapi secara substansi
mencakup apa yang ada di dalam bumi (saripati tanah).
Sesungguhnya Kami telah menciptakan asal jenis ini dan individunya yang pertama, yaitu Adam as, dari saripati tanah pilihan yang tidak kotor. Sekelompok mufassir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan manusia di sini ialah Adam. Mereka mengatakan bahwa air mani lahir dari darah yang terjadi dari makanan, baik yang bersifat hewani maupun yang bersifat nabati. Makanan yang bersifat hewani akan berakhir pada makanan yang bersifat nabati, dan tumbuhan lahir dari saripati tanah dan air. Jadi pada hakikatnya manusia lahir dari saripati tanah, kemudian saripati itu megalami perkembangan kejadian hingga menjadi air mani.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan asal jenis ini dan individunya yang pertama, yaitu Adam as, dari saripati tanah pilihan yang tidak kotor. Sekelompok mufassir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan manusia di sini ialah Adam. Mereka mengatakan bahwa air mani lahir dari darah yang terjadi dari makanan, baik yang bersifat hewani maupun yang bersifat nabati. Makanan yang bersifat hewani akan berakhir pada makanan yang bersifat nabati, dan tumbuhan lahir dari saripati tanah dan air. Jadi pada hakikatnya manusia lahir dari saripati tanah, kemudian saripati itu megalami perkembangan kejadian hingga menjadi air mani.
§NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ
13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian
Kami tempatkan saripati air mani itu dalam tulang rusuk sang suami yang dalam
persetubuhan dengan istrinya ditumpahkan ke dalam rahimnya, suatu tempat
penyimpanan yang kokoh bagi janin sampai saat kelahirannya.
¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sø:$# ÇÊÍÈ
Artinya : “Kemudian air
mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging”.
Kemudian Kami ubah air mani itu dari sifatnya yang kedua menjadi sifat darah beku. Kemudian darah beku itu Kami jadikan sepotong daging sebesar apa yang dapat dikunyah.
Kemudian Kami ubah air mani itu dari sifatnya yang kedua menjadi sifat darah beku. Kemudian darah beku itu Kami jadikan sepotong daging sebesar apa yang dapat dikunyah.
Artinya : “dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging”.
Kemudian segumpal daging itu Kami jadikan sedemikian rupa dan bagian-bagiannya Kami uraikan. Maka, bagiannya yang termasuk dalam pembentukan tulang, Kami jadikan tulang, dan yang termasuk substansi daging, Kami jadikan daging. Sedangkan zat-zat makanan meliputi semua itu dan tersebar di dalam darah. Maka Kami jadikan daging itu sebagai penutupnya dalam arti yang menutupi tulang, sehingga menyerupai pakaian yang menutupi tubuh.
Kemudian segumpal daging itu Kami jadikan sedemikian rupa dan bagian-bagiannya Kami uraikan. Maka, bagiannya yang termasuk dalam pembentukan tulang, Kami jadikan tulang, dan yang termasuk substansi daging, Kami jadikan daging. Sedangkan zat-zat makanan meliputi semua itu dan tersebar di dalam darah. Maka Kami jadikan daging itu sebagai penutupnya dalam arti yang menutupi tulang, sehingga menyerupai pakaian yang menutupi tubuh.
Artinya : “Kemudian Kami jadikan dia yang (berbentuk)
lain”.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk lain yang berbeda sama sekali dengan kejadiannya yang pertama, karena Kami meniupkan ruh padanya dan menjadikannya manusia setelah sebelumnya menyerupai benda mati yang bisa berbicara, mendengar dan melihat, serta Kami titipkan padanya sekian banyak keanehan, baik lahir maupun batin.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk lain yang berbeda sama sekali dengan kejadiannya yang pertama, karena Kami meniupkan ruh padanya dan menjadikannya manusia setelah sebelumnya menyerupai benda mati yang bisa berbicara, mendengar dan melihat, serta Kami titipkan padanya sekian banyak keanehan, baik lahir maupun batin.
Artinya : Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain, yakni kami tiupkan kepadanaya
ruh sehingga ia bergerak dan menjadi makhluk lain yang memiliki pendengaran,
pengelihatan, penciuman dan dinamika.
Artinya
: “Maka, Maha Suci Tuhan kami Yang Maha Kuasa. Dia adalah Pengukur dan
Pembentuk Yang Paling Baik”.
Kemudian, Rasulullah saw. bersabda, “Demikianlah ayat-ayat itu diturunkan, ya Umar”. (Hadis ini dikeluarkan oleh At-Tayalisi)
Kemudian, Rasulullah saw. bersabda, “Demikianlah ayat-ayat itu diturunkan, ya Umar”. (Hadis ini dikeluarkan oleh At-Tayalisi)
Ibnu
Katsir menjelaskan mengenai ayat ini:
Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah yakni kami menjadikan nutfah itu, yaitu
air yang memancar keluar dari tulang punggung laki-laki dan tulang rusuk yang
keluar yang terletak antara dada dan pusar. Kemudian air mani itu menjadi
segumpal darah merah yang berbentuk ‘alaqah yang lonjong. Kemuduian Firman
Allah : lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, yaitu berbentuk daging kira-kira sebesar satu
suapan. Daging ini berbentuk dan berpola. Kemudian allah berfirman : dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, yakni Kami membentuknya menjadi bentuk yang memiliki kepala,
kedua tangan dan dua kaki dengan tulang saraf dan urat-uratnya. Kemudian Allah
berfirman : lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging yakni Kami jadikan daging itu sebagai pembungkus,
penguat dan pengokoh tulang. Ketika Allah menuturkan tentang kekuasaan dan
kelembutan-Nya mengenai penciptaan manusia dari setetes mani dari satu tahap
ketahapan lainnya, dari satu bentuk kebentuklainnya hingga terciptalah sosok
manusia yang lengkap dan sempurna, kemudian Allah berfirman {
فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ}
yaitu Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang
Paling Baik.[1]
§NèO /ä3¯RÎ) y÷èt/ y7Ï9ºs tbqçFÍhyJs9 ÇÊÎÈ
Artinya : Kemudian, sesudah
itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.yakni setelah kamu
mengalami pertumbuhan pertama dari ketiadaaan ini, kamu akan berkahir dengan
kematian.
¢OèO ö/ä3¯RÎ) tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# cqèWyèö7è?
Lalu Allah berfirman : Kemudian,
sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat
(ayat 16) yakni bahwa setiap manusia akan dibangkitkan setelah di hari kiamat,
maka manusia itu akan dihisab dan setiap orang akan dibalas sesuai amalnya.
Jika amalnya baik dibalas dengan kebaikan dan jika amalnya buruk dibalas dengan
keburukan.
Setelah kalian
meninggal dan menetap di alam kubur, kalian akan dibangkitkan kembali untuk
dihisab di padang yang menghampar luas pada Hari Kiamat. Kemudian pada hari
kiamat kalian akan dibangkitkan dari kubur untuk dihisab, lalu diberi balasan
berupa pahala atau siksa, karena setiap orang akan mendapat balasan amalnya.
Jika amal itu baik, maka baik pula balasannya, dan jika amal itu buruk, maka
buruk pula balasannya. Allah SWT
berfirman dan telah menceritakan bagaimana manusia itu diciptakan yang berasal
dari saripati tanah, ialah Adam, kemudian keturunannya diciptakan dari air mani
yang tersimpan dalam tempat yang kokoh, ialah rahim ibunya, yang memang
tersedia untuk itu dan setelah melewati suatu masa tertentu dijadikanlah air
mani itu segumpal darah, kemudian segumpal darah itu menjadi segumpal daging
dan dari segumpal daging itu terciptalah tulang belulang yang berbentuk kepala,
tangan dan kaki, kemudian dibungkusnya tulang-tulang itu dengan daging, otot
dan urat-urat, maka terciptalah suatu makhluk yang berbentuk lain dan
kepadanyalah ditiupkan roh, diberinya sarana pendengaran, penglihatan,
penciuman, bersuara, berpikir, dan bergerak, sehingga lengkaplah ia menjadi
manusia yang utuh, sempurna sebagai makhluk Allah yang pilihan dan termulia.
Allah berfirman “Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain, janin yang lahir dari perut ibunya sebagai bayi, tumbuh menjadi balita, balita menjadi remaja, kemudian menjadi manusia lanjut usia dan akhirnya kamu sekalian akan mati, kemudian bila hari kiamat tiba dibangkitkanlah kamu sekalian dari kubur untuk berkumpul di padang mahsyar dan menerima peradilan dari Tuhan Yang Maha Hakim lagi Maha Adil. Dan Maha Suci lah Dia sebagai Pencipta Yang Paling Baik. Ayat ini memberikan informasi tentang pentingnya memahami asal usul dan proses kejadian manusia dengan segenap potensi yang ada dalam dirinya. Proses kejadian manusia sebagaimana dikemukakan dalam ayat-ayat tersebut telah terbukti sejalan dengan apa yang dijelaskan berdasarkan analisis ilmu pengetahuan. Namun yang terpenting yaitu bukanlah terletak pada ditemukannya kesesuaian antara ajaran Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan, tetapi yang terpenting adalah agar timbul kesadaran pada manusia, bahwa dirinya adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dan selanjutnya ia harus mempertanggungnjawabkan perbuatannya kelak di akhirat. Kesadaran ini selanjutnya diharapkan dapat menimbulkan sikap merasa sama dengan manusia lainnya, rendah hati, bertanggungjawab, ibadah dan beramal shaleh. Senada dengan yang dikemukakan oleh Zuhdiah (2009) bahwa ayat di atas jelas menginformasikan kepada manusia mengenai asal usul keberadaan manusia dilihat dari sisi reproduksinya, yaitu berasal dari nutfah (air mani), kemudian berproses di dalam rahim sampai menjadi manusia yang sempurna dalam penciptaan-Nya. Di samping terdiri dari komponen biologis (jasmani) pada diri manusia juga ada unsur rohani (roh).
Selanjutnya kalimat khalqan akhar (makhluk yang berbentuk lain) yang terdapat pada ayat tersebut menunjukkan bahwa di samping manusia memiliki unsur fisik sebagaimana dimiliki makhluk lainnya, namun ia juga memiliki potensi lain. Potensi lain itu adalah adanya unsur ilahiyah (ruh ilahiyah) yang dihembuskan Tuhan pada saat bayi berusia empat bulan dalam kandungan. Perpaduan unsur fisik-jasmaniah dengan unsur psikis-rohaniah inilah yang selanjutnya membentuk manusia. Dari sini pula selanjutnya manusia dianugerahi potensi jasmaniah pancaindera berupa penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan dan potensi rohaniah berupa dorongan, naluri dan kecenderungan seperti kecenderungan beragama, bermasyarakat, memiliki harta, penghargaan, kedudukan, pengetahuan, dan temanhiduplawanjenis.
Allah berfirman “Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain, janin yang lahir dari perut ibunya sebagai bayi, tumbuh menjadi balita, balita menjadi remaja, kemudian menjadi manusia lanjut usia dan akhirnya kamu sekalian akan mati, kemudian bila hari kiamat tiba dibangkitkanlah kamu sekalian dari kubur untuk berkumpul di padang mahsyar dan menerima peradilan dari Tuhan Yang Maha Hakim lagi Maha Adil. Dan Maha Suci lah Dia sebagai Pencipta Yang Paling Baik. Ayat ini memberikan informasi tentang pentingnya memahami asal usul dan proses kejadian manusia dengan segenap potensi yang ada dalam dirinya. Proses kejadian manusia sebagaimana dikemukakan dalam ayat-ayat tersebut telah terbukti sejalan dengan apa yang dijelaskan berdasarkan analisis ilmu pengetahuan. Namun yang terpenting yaitu bukanlah terletak pada ditemukannya kesesuaian antara ajaran Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan, tetapi yang terpenting adalah agar timbul kesadaran pada manusia, bahwa dirinya adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dan selanjutnya ia harus mempertanggungnjawabkan perbuatannya kelak di akhirat. Kesadaran ini selanjutnya diharapkan dapat menimbulkan sikap merasa sama dengan manusia lainnya, rendah hati, bertanggungjawab, ibadah dan beramal shaleh. Senada dengan yang dikemukakan oleh Zuhdiah (2009) bahwa ayat di atas jelas menginformasikan kepada manusia mengenai asal usul keberadaan manusia dilihat dari sisi reproduksinya, yaitu berasal dari nutfah (air mani), kemudian berproses di dalam rahim sampai menjadi manusia yang sempurna dalam penciptaan-Nya. Di samping terdiri dari komponen biologis (jasmani) pada diri manusia juga ada unsur rohani (roh).
Selanjutnya kalimat khalqan akhar (makhluk yang berbentuk lain) yang terdapat pada ayat tersebut menunjukkan bahwa di samping manusia memiliki unsur fisik sebagaimana dimiliki makhluk lainnya, namun ia juga memiliki potensi lain. Potensi lain itu adalah adanya unsur ilahiyah (ruh ilahiyah) yang dihembuskan Tuhan pada saat bayi berusia empat bulan dalam kandungan. Perpaduan unsur fisik-jasmaniah dengan unsur psikis-rohaniah inilah yang selanjutnya membentuk manusia. Dari sini pula selanjutnya manusia dianugerahi potensi jasmaniah pancaindera berupa penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan dan potensi rohaniah berupa dorongan, naluri dan kecenderungan seperti kecenderungan beragama, bermasyarakat, memiliki harta, penghargaan, kedudukan, pengetahuan, dan temanhiduplawanjenis.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Allah
SWT menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah, yang kemudian
dijadikan air mani, kemudian segumpal darah, kemudian segumpal daging yang jadi
pembungkus tulang. Kemudian setelah ditupkan rohnya menjadi manusia yang
sempurna, yang semuanya itu terjadi dalam tempat penyimpanan kokoh yaitu rahim.
Setelah manusia mengalami masa ciptaannya yang pertama pasti akan mati dan akan
dibangkitkan dari kuburnya pada hari kiamat untuk dihisab tentang segala amal
perbuatan. Proses kejadian manusia dalam QS. Al-Mukminun:12-16, membuktikan
bahwa apa yang dijelaskan dalam ayat tersebut sejalan/sesuai dengan analisis
ilmu pengetahuan. Agar timbul kesadaran pada manusia bahwa dirinya adalah
makhluk diciptakan oleh Allah SWT yang banyak memiliki potensi seperti
kecenderungan beragama, bermasyarakat, memiliki harta, penghargaan,
kedudukan,pengetahuan dan teman hidup lawan jenis. Dengan kata lain, ayat ini
menyuruh manusia mempelajari asal kejadiannya ini atau ilmu perkembangan
manusia.
Demikianlah mukjizat kitab yang
menakjubkan dan kekal dan tidak pernah musnah, bahwa sumber ilmu dan ilham yang
ada padanya tidak pernah lemah dan tidak pernah kering, dan bahwa dunia akan
senantiasa menguak daripadanya ufuk demi ufuk, sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, sehingga mengetahui bahwa di dalam kitab yang mulia ini banyak
tersimpan isyarat dan petunjuk.
B. Kritik dan Pesan
Dari
makalah ini penyusun menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan
di dalam pembuatannya. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak, agar dalam pembuatan makalah yang
akan datang akan lebih baik dan tidak akan terjadi kesalahan lagi. Semoga
dengan adanya makalah ini, kita dapat mengetahui tentang penciptaan manusia
yang di jelaskan dalam Qur`an surat Al-mukminun ayat 12-16 tentang proses
terciptanya manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi,Ahmad
Musthafa, 1993, Terjemah Tafsir Al-Maraghi jus 18. Semarang: Thoha
Bahreiysi, salim dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir Jilid V Surabaya: PT. Bina Ilmu
Dasuki, Hafizh. 1993. Al-Qur’an dan tafsirnya jilid VI Semarang : Citra Effhar
Nata,Abuddin, 2002, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: Grafindo Persada
Bahreiysi, salim dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir Jilid V Surabaya: PT. Bina Ilmu
Dasuki, Hafizh. 1993. Al-Qur’an dan tafsirnya jilid VI Semarang : Citra Effhar
Nata,Abuddin, 2002, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: Grafindo Persada
2 komentar:
Good .izin copas gan.untuk jawab soal uts
Gambling in Connecticut - JMT Hub
Gambling in Connecticut is legal, but some online 경기도 출장안마 casinos also 경상북도 출장샵 offer other forms of wagering, 전주 출장샵 including online bingo, table 양산 출장안마 games 과천 출장마사지 and a mobile casino.
Posting Komentar