Rabu, 31 Oktober 2012

Retorika antara ilmu komunikasi dan dakwah


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Retorika merupakan gaya bahasa yang kita gunakan dalam penyampaian suatu pidato kepada mad`u. Sebelum kita gunakan retorika, kita harus memahami situasi dari komunikan yang kita hadapi saat itu, karena komunikasi adalah suatu hubungan intraksi penyampaian yang kita lakukan setiap harinya, jika komunikan tidak tidak tahu apa yang di sampaikan komunikator maka retorika yang akan kita sampaikan akan sia-sia.
Sedangkan, ilmu dakwah itu sendiri erat kaitannya dengan retorika karena seorang penda`I untuk mengajak masyarakat penda`I harus memilki gaya bahasa mereka sendiri yang mudah di cerna msyarakat, karena apa yang di sampaikan oleh penda`I akan selalu di perhatikan cara penyampainya.

B. Rumusan Masalah
a.    Pengertian retorika, ilmu komunikasi dan ilmu dakwah.
b.    Hubungan antara retorika,dengan ilmu komunikasi dan ilmu dakwah.





BAB II
Retorika dan hubungannya dengan ilmu komunikasi dan dakwah

A.   Pengertian
a.         Retorika
           Retorika atau dalam bahasa Inggris rethoric bersumber dari perkataan rhetorica yang berarti ilmu bicara. Cleanth Brooks dan Robert Penn warren dalam bukunya Modern rhetoric, mendefenisikan retorika sebagai the art of using language effectively atau seni penggunaan bahasa secara efektif.[1]
           Kedua pengertian tersebut menunjukan bahwa retorika mempunyai pengertian sempit dan pengertian luas mengenai bicara, penggunaan bahasa, bisa lisan juga dapat juga berupa tulisan[2].
           Retorika juga berarti kesenian untuk berbicara baik ( kuns gut zu redden atau ars bene dicendi). Yang di capai berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis (ars,techne)[3].
           Retorika adalah suatu gaya/seni berbicara baik yang dicapai berdasarkan bakat alami (Talenta) dan keterampilan teknis. Dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara yang baik, yang dipergunakan dalam proses komunikasi antar manusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya berarti berbicara secara lancar tampa jalan fikiran yang jelas dan tampa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat dan mengesankan. Retorika modern mencakup ingatan yang kuat , daya kreasi dan fantasi yang tinggi ,teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat. Ber-retorika juga harus dapat dipertanggung jawabkan disertai pemilihan kata dan nada bicara yang sesuai dengan tujuan, ruang, waktu, situasi, dan siapa lawan bicara yang dihadapi[4].
              Retorika bisa di defenisikan sebagai :  bentuk komunikasi dimana seseorang menyampaikan buah pikirannya baik lisan maupun tertulis kepada hadirin yang relative banyak dengan berbagai gaya dan cara bertutur, serta selalu dalam situasi tatap muka (face to face). Baik langsung maupun tidak langsung[5].

b.         Ilmu Komunikasi
            Ilmu komunikasi secara istilah komunikasi atau di dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communication, bersumber dari kata Communis yang berarti sama, sama disni maksudnya adalah sama makna[6]. Sedangkan menurut Cherry komunikasi berpangkal pada perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin Communico yang artinya membagi( Cherry dalam Stuart,1983)[7].
            “Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu”. (Book,1980).
            “Komunikasi adalah proses di mana suatu ide di alihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.
            Defenisi ini kemudian di kembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu defenisi baru yang menyatakan bahwa :
            “komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”[8].
            Sehingga banyak pakar yang menilai ilmu bahwa ilmu komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangata fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.
           
c.          Ilmu Dakwah
            Secara harfiah dakwah merupakan masdar dari fi`il (kata kerja ) dakwah mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, `ain, dan wawu. Dari ketiga huruf asal ini , terbentuk beberapa kata dengan ragam makna. Makna-makna tersebut adalah memanggil, mengundang, minta tolong, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendo`akan, menangisi, dan meratapi (Ahmad Warson Munawwir, 1997:406)[9]. Dan dalam arti kata da`a, yad`u, dakwatan yang berarti ajakan, seruan, panggilan undangan. Selain mendapat varian makna dari etimologi dakwah, dakwah dapat berarti do`a atau yang lainnya.
            Menurut M. Arifin (1993:6), dakwah adalah suatu kegiatan ajakan dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang di lakukan secara sadar dan terencana dalam usaha memengaruhi orang lain secara individu maupun kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan, serta pengalaman terhadap ajaran agama, message yang di sampaikan kepadanya tanpa ada unsur-unsur paksaan[10].
            Barmawi Umari (1987:21), mengatakan dakwah adalah mengajak orang kepada kebenaran, mengerjakan perintah, menjauhi larangan, agar memperoleh kebahagiaan di masa sekarang dan yang akan datang[11]. Sedangkan menurut M. Natsir, dakwah merupakan usaha menyeruh dan menyampaikan terutama ayang berkaitan dengan tujuan dan pandangan hidup manusia di dunia dengan amar ma`ruf dan nahi munkar dengan menggunakan berbagai cara media yang selaras dengan ahlakul karimah. Dakwah adalah kepandaian menyampaikan ajaran islam secara lisan dalam mewujudkan situasi dan kondisi yang islami.maka retorika dakwah dapat menggetarkan jiwa manusia sehingga dapat berbuat apa yang di kehendaki da`I atau mubaligh[12].

B. Hubungan retorika dengan ilmu komunikasi dan ilmu dakwah
Dari ketiga pengertian di atas maka pemakalah berpendapat bahwa hubungan antara retorika dengan ilmu komunikasi dan dakwah sangat berkaitan, karena retorika adalah suatu gaya/seni berbicara baik yang dicapai berdasarkan bakat alami (Talenta) dan keterampilan teknis, sedangkan komunikasi adalah hubungan kontak antar  dan antara manusia baik individu maupun kelompok dan ilmu dakwah itu sendiri adalah , seruan, panggilan dan  undangan[13].
Berdakwah dengan lisan, terutama melalui ceramah, pidato atau khotbah merupakan salah satu bentuk dakwah yang tidak dapat di pisahkan dari ajaran isalam. Agar ceramah atau khotbah berlangsung dengan baik memikat dan menyentuh hati di butuhkan pemahaman retorika.
Retorika merupakan bagian dari ilmu komunikasi. Sebagaimana telah kita ketahui komunikasi adalah mengajak orang untuk mengubah sikap agar bertindak yang sama dengan maksud komunikator (orang yang berkomunikasi). Sedangkan di dalam dakwah , komunikator yang di maksud adalah seorang mubaligh atau da`i[14].
Retorika sangat membutuhkan komunikasi yang bisa di terima oleh komunikan Karena jika komunikator itu sendiri cara penyampaiannya kurang di fahami oleh komunikan maka yang terjadi retorika yang ia sampaikan tidak berhasil. Begitu juga hubungannya dengan ilmu dakwah seorang penda`I harus bisa berkomunikasi dengan baik dan retorika penyampaiannya harus bisa di cerna oleh komunikan, karena keberhasilan dakwah itu harus dapat di atur oleh penda`I atau komunikator itu sendiri agar komunikan atau mad`unya mengerti apa yang kita sampaikan[15].
Dari kacamata komunikasi tampak bahwa retorika merupakan proses penyampaian pesan dari seorang pembicara kepada orang banyak, baik itu secara langsung (face to face) ataupun tidak langsung (mediated) baik lisan maupun tulisan.  Dengan demikian bentuk komunikasi yang tampak dalam retorika adalah komunikasi kelompok atau komunikasi masa. Melalui komunikasi kelompok orang bisa melakukan retorika dalam bentuk khotbah, ceramah, dakwah, kampanye, kuliah dan sebagainya[16].






                           



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
        Retorika merupakan kesenian berbicara, sehingga kita sebagai pendakwah harus mengerti bagaiman cara komunikan yang baik di dalam penyampainya di masyarakat. Karena dengan komunikasi yang baik, yang bisa di mengerti oleh komunikan maka retorika yang kita sampaikan tidak sembarangan berbicara. Sedangkan retorika dengan ilmu dakwah itu sendiri sangat berhubungan karena seorang penda`I harus bisa mengajak mad`unya untuk ke dalam situasi apa yang ia sampaikan maka ia harus mempunyai seni berbicara atau retorika.
Secara singkat dapat diambil kesimpulan bahwa dakwah adalah kegiatan untuk mengkomunikasikan kebenaran ilahiah (agama Islam) yang diyakininya kepada pihak lain. Komunikasi ajaran itu dilakukan sebagai upaya mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah-laku Islami. Maka dari itu penda`I di dalam penmyampainya ia harus menguasai retorika penyampaiannya agar masyarakat lebih tertarik dengan apa yang ia sampaikan.
B. Kritik dan Saran
   Dari makalah ini penyusun menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan di dalam pembuatannya. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, agar dalam pembuatan makalah yang akan datang akan lebih baik dan tidak akan terjadi kesalahan lagi. Semoga dengan adanya makalah ini, kita dapat menambah pengetahuan kita tentang retorika.



DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Raja Grafindo, Jakarta; 1998
Susanto , Drs. Kemas Rezi, M.pd.I, Tehnik Berpidato, LP2 STAIN Curup, Curup: 2010
Aziz , Prof. Dr. Moh. Ali, M.Ag, Ilmu Dakwah, Kencana,, Jakarta; 2008
Effendy , Prof. Drs. Onong Uchjana, Ma, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT remaja Rosdakarya, Bandung; 2011
Suhandra , Kustadi, retorika (strategi, tehnik, dan taktik pidato), Nuansa, Bandung;  2009.


[1] . Drs. Kemas Rezi Susanto, M.pd.I, Tehnik Berpidato, LP2 STAIN Curup, Curup, 2010, hal 1.
[2] . Ibid, hal. 1.
[3] . Ibid, hal. 2.
[5]. Kustadi Suhandra, retorika (strategi, tehnik, dan taktik pidato), Nuansa, Bandung, 2009, Hal. 28.
[6]. Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, Ma, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, hal. 9.
[7].  Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Raja Grafindo, Jakarta, 1998, hal. 17.
[8]. Ibid, hal.17
[9]. Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag, Ilmu Dakwah, Kencana,, Jakarta, 2008, hal. 16
[10]. Ibid Hal. 15-16
[11].  Ibid, Hal. 17
[12]. Ibid, Hal: 21-22
[13] . Pemakalah
[14] . Drs. Kemas Rezi Susanto, M.pd.I, Tehnik Berpidato, LP2 STAIN Curup, Curup, 2010, hal. 19-20.
[15] . Ibid Pemakalah
[16] . Kustadi Suhandra, retorika (strategi, tehnik, dan taktik pidato), Nuansa, Bandung, 2009, Hal.30.

Tidak ada komentar: