BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Retorika
merupakan gaya bahasa yang kita gunakan dalam penyampaian suatu pidato kepada
mad`u. Sebelum kita gunakan retorika, kita harus memahami situasi dari
komunikan yang kita hadapi saat itu, karena komunikasi adalah suatu hubungan
intraksi penyampaian yang kita lakukan setiap harinya, jika komunikan tidak
tidak tahu apa yang di sampaikan komunikator maka retorika yang akan kita
sampaikan akan sia-sia.
Sedangkan,
ilmu dakwah itu sendiri erat kaitannya dengan retorika karena seorang penda`I
untuk mengajak masyarakat penda`I harus memilki gaya bahasa mereka sendiri yang
mudah di cerna msyarakat, karena apa yang di sampaikan oleh penda`I akan selalu
di perhatikan cara penyampainya.
B. Rumusan
Masalah
a.
Pengertian retorika, ilmu komunikasi dan ilmu dakwah.
b.
Hubungan antara retorika,dengan ilmu komunikasi dan
ilmu dakwah.
BAB II
Retorika dan hubungannya dengan ilmu komunikasi dan
dakwah
A. Pengertian
a.
Retorika
Retorika atau dalam bahasa Inggris rethoric bersumber dari perkataan rhetorica yang berarti ilmu bicara.
Cleanth Brooks dan Robert Penn warren dalam bukunya Modern rhetoric, mendefenisikan retorika sebagai the art of using language effectively atau
seni penggunaan bahasa secara efektif.[1]
Kedua pengertian tersebut menunjukan
bahwa retorika mempunyai pengertian sempit dan pengertian luas mengenai bicara,
penggunaan bahasa, bisa lisan juga dapat juga berupa tulisan[2].
Retorika juga berarti kesenian untuk
berbicara baik ( kuns gut zu redden atau
ars bene dicendi). Yang di capai
berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis (ars,techne)[3].
Retorika
adalah suatu gaya/seni berbicara baik yang dicapai berdasarkan bakat alami
(Talenta) dan keterampilan teknis. Dewasa ini retorika diartikan sebagai
kesenian untuk berbicara yang baik,
yang dipergunakan dalam proses komunikasi antar manusia. Kesenian berbicara ini
bukan hanya berarti berbicara secara lancar tampa jalan fikiran yang jelas dan
tampa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat,
jelas, padat dan mengesankan. Retorika modern mencakup ingatan yang kuat , daya
kreasi dan fantasi yang tinggi ,teknik pengungkapan yang tepat dan daya
pembuktian serta penilaian yang tepat. Ber-retorika juga harus dapat
dipertanggung jawabkan disertai pemilihan kata dan nada bicara yang sesuai
dengan tujuan, ruang, waktu, situasi, dan siapa lawan bicara yang dihadapi[4].
Retorika bisa di defenisikan
sebagai : bentuk komunikasi dimana seseorang menyampaikan
buah pikirannya baik lisan maupun tertulis kepada hadirin yang relative banyak
dengan berbagai gaya dan cara bertutur, serta selalu dalam situasi tatap muka
(face to face). Baik langsung maupun tidak langsung[5].
b.
Ilmu
Komunikasi
Ilmu komunikasi secara
istilah komunikasi atau di dalam
bahasa Inggris communication berasal
dari kata latin communication, bersumber dari kata Communis yang berarti sama,
sama disni maksudnya adalah sama makna[6].
Sedangkan menurut Cherry komunikasi berpangkal pada perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan
atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal
dari akar kata dalam bahasa latin Communico yang artinya membagi( Cherry dalam
Stuart,1983)[7].
“Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang
menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan
antar sesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan
sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah
laku itu”. (Book,1980).
“Komunikasi adalah proses di mana suatu ide di alihkan
dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka”.
Defenisi ini kemudian di kembangkan oleh Rogers bersama
D. Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu defenisi baru yang menyatakan
bahwa :
“komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau
lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya,
yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”[8].
Sehingga banyak pakar yang menilai ilmu bahwa ilmu
komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangata fundamental bagi seseorang dalam
hidup bermasyarakat.
c.
Ilmu Dakwah
Secara harfiah dakwah merupakan masdar dari
fi`il (kata kerja ) dakwah mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, `ain, dan wawu. Dari ketiga huruf asal ini , terbentuk beberapa kata dengan
ragam makna. Makna-makna tersebut adalah memanggil, mengundang, minta tolong,
memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan,
mendo`akan, menangisi, dan meratapi (Ahmad Warson Munawwir, 1997:406)[9]. Dan
dalam arti kata da`a, yad`u, dakwatan yang
berarti ajakan, seruan, panggilan undangan. Selain mendapat varian makna dari
etimologi dakwah, dakwah dapat berarti do`a atau yang lainnya.
Menurut M. Arifin
(1993:6), dakwah adalah suatu kegiatan ajakan dalam bentuk lisan, tulisan,
tingkah laku, dan sebagainya yang di lakukan secara sadar dan terencana dalam
usaha memengaruhi orang lain secara individu maupun kelompok agar supaya timbul
dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan, serta pengalaman
terhadap ajaran agama, message yang
di sampaikan kepadanya tanpa ada unsur-unsur paksaan[10].
Barmawi Umari (1987:21),
mengatakan dakwah adalah mengajak orang kepada kebenaran, mengerjakan perintah,
menjauhi larangan, agar memperoleh kebahagiaan di masa sekarang dan yang akan
datang[11]. Sedangkan
menurut M. Natsir, dakwah merupakan usaha menyeruh dan menyampaikan terutama
ayang berkaitan dengan tujuan dan pandangan hidup manusia di dunia dengan amar
ma`ruf dan nahi munkar dengan menggunakan berbagai cara media yang selaras
dengan ahlakul karimah. Dakwah adalah kepandaian menyampaikan ajaran islam
secara lisan dalam mewujudkan situasi dan kondisi yang islami.maka retorika
dakwah dapat menggetarkan jiwa manusia sehingga dapat berbuat apa yang di
kehendaki da`I atau mubaligh[12].
B. Hubungan retorika dengan ilmu komunikasi dan ilmu
dakwah
Dari ketiga pengertian di atas maka pemakalah
berpendapat bahwa hubungan antara retorika dengan ilmu komunikasi dan dakwah
sangat berkaitan, karena retorika adalah suatu gaya/seni
berbicara baik yang dicapai berdasarkan bakat alami (Talenta) dan keterampilan
teknis, sedangkan komunikasi adalah hubungan kontak antar dan
antara manusia baik individu maupun kelompok dan ilmu dakwah itu sendiri adalah , seruan,
panggilan dan undangan[13].
Berdakwah dengan lisan, terutama
melalui ceramah, pidato atau khotbah merupakan salah satu bentuk dakwah yang
tidak dapat di pisahkan dari ajaran isalam. Agar ceramah atau khotbah
berlangsung dengan baik memikat dan menyentuh hati di butuhkan pemahaman
retorika.
Retorika merupakan bagian dari ilmu
komunikasi. Sebagaimana telah kita ketahui komunikasi adalah mengajak orang
untuk mengubah sikap agar bertindak yang sama dengan maksud komunikator (orang
yang berkomunikasi). Sedangkan di dalam dakwah , komunikator yang di maksud
adalah seorang mubaligh atau da`i[14].
Retorika sangat membutuhkan
komunikasi yang bisa di terima oleh komunikan Karena jika komunikator itu
sendiri cara penyampaiannya kurang di fahami oleh komunikan maka yang terjadi
retorika yang ia sampaikan tidak berhasil. Begitu juga hubungannya dengan ilmu
dakwah seorang penda`I harus bisa berkomunikasi dengan baik dan retorika
penyampaiannya harus bisa di cerna oleh komunikan, karena keberhasilan dakwah itu
harus dapat di atur oleh penda`I atau komunikator itu sendiri agar komunikan
atau mad`unya mengerti apa yang kita sampaikan[15].
Dari kacamata komunikasi
tampak bahwa retorika merupakan proses penyampaian pesan dari seorang pembicara
kepada orang banyak, baik itu secara langsung (face to face) ataupun tidak langsung (mediated) baik lisan maupun tulisan. Dengan demikian bentuk komunikasi yang tampak
dalam retorika adalah komunikasi kelompok atau komunikasi masa. Melalui
komunikasi kelompok orang bisa melakukan retorika dalam bentuk khotbah,
ceramah, dakwah, kampanye, kuliah dan sebagainya[16].
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Retorika merupakan kesenian berbicara, sehingga kita
sebagai pendakwah harus mengerti bagaiman cara komunikan yang baik di dalam
penyampainya di masyarakat. Karena dengan komunikasi yang baik, yang bisa di
mengerti oleh komunikan maka retorika yang kita sampaikan tidak sembarangan
berbicara. Sedangkan retorika dengan ilmu dakwah itu sendiri sangat berhubungan
karena seorang penda`I harus bisa mengajak mad`unya untuk ke dalam situasi apa
yang ia sampaikan maka ia harus mempunyai seni berbicara atau retorika.
Secara singkat dapat diambil
kesimpulan bahwa dakwah adalah kegiatan untuk mengkomunikasikan kebenaran
ilahiah (agama Islam) yang diyakininya kepada pihak lain. Komunikasi ajaran itu
dilakukan sebagai upaya mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan
bertingkah-laku Islami. Maka dari itu penda`I di dalam penmyampainya ia harus
menguasai retorika penyampaiannya agar masyarakat lebih tertarik dengan apa
yang ia sampaikan.
B.
Kritik dan Saran
Dari makalah ini
penyusun menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan di dalam
pembuatannya. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak, agar dalam pembuatan makalah yang akan
datang akan lebih baik dan tidak akan terjadi kesalahan lagi. Semoga dengan
adanya makalah ini, kita dapat menambah
pengetahuan
kita tentang retorika.
DAFTAR
PUSTAKA
Cangara, Hafied,
Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Raja
Grafindo, Jakarta; 1998
Susanto
, Drs. Kemas Rezi, M.pd.I, Tehnik
Berpidato, LP2 STAIN Curup, Curup: 2010
Aziz , Prof. Dr. Moh. Ali, M.Ag, Ilmu
Dakwah, Kencana,, Jakarta; 2008
Effendy , Prof. Drs. Onong Uchjana, Ma, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT remaja Rosdakarya, Bandung;
2011
Suhandra , Kustadi, retorika
(strategi, tehnik, dan taktik pidato), Nuansa, Bandung; 2009.
[5]. Kustadi Suhandra, retorika (strategi, tehnik, dan taktik pidato), Nuansa, Bandung,
2009, Hal. 28.
[6]. Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, Ma, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT
remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, hal. 9.
[7]. Hafied
Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi,
PT Raja Grafindo, Jakarta, 1998, hal. 17.
[8]. Ibid, hal.17
[9]. Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag, Ilmu Dakwah, Kencana,, Jakarta, 2008,
hal. 16
[10]. Ibid Hal. 15-16
[12]. Ibid, Hal: 21-22
[16] . Kustadi Suhandra, retorika (strategi, tehnik, dan taktik
pidato), Nuansa, Bandung, 2009, Hal.30.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar